Pengiriman TKI Ke Timur Tengah Akan di Hentikan

Usul Pengiriman TKI ke Timteng Dihentikan

Solo, BNP2TKI (18/03)- Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat mengatakan pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) informal ke Timur Tengah sementara ini perlu dihentikan.

“Pengiriman TKI, khususnya pembantu rumah tangga (PRT) ke Timteng itu perlu dihentikan, karena lebih bersifat perdagangan orang daripada penempatan tenaga kerja,” kata Jumhur seusai menghadiri acara peluncuran “Career Development Center (CDC)” Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Kamis (18/3).

Ia menyebutkan, hampir seluruh Duta Besar Indonesia yang berada di Timur Tengah, juga menghendaki pengiriman TKI, khususnya PRT, ke wilayah tersebut untuk sementara dihentikan dulu, sambil dilakukan penataan dan pembenahan.

“Semua Duta Besar Indonesia yang ada di Negara Timur Tengah termasuk Saudi Arabia, telah meminta dihentikan untuk pengiriman TKI khususnya PRT. BNP2TKI juga mendukung usulan ini,” katanya.

Kepala BNP2TKI itu juga mengungkapkan, untuk manajemen pengirima TKI sebenarnya sudah puluhan tahun penangananannya kurang tepat, dan ini perlu penataan kembali. “Ya bayangkan saja kalau ada TKI yang akan dikirim ke luar negeri, tapi yang dikirim ke Balai Latihan Kerja hanya namanya saja, semestinya orangnya, tetapi dengan cara ini suratnya juga bisa keluar,” paparnya.

Untuk itu, ke depan Jumhur mengusulkan agar dalam pengirman TKI harus ada pembenahan sehingga nantinya kita tidak hanya bisa mengirimkan PRT. “Negara ini salah urus maka harus diluruskan dan diharapkan perguruan tinggi sebagai tempat para intelektual juga mau jadi pengontrol dalam pembenahan tersebut,” katanya.

Menurut Jumhur, peluang kerja di luar negeri selain PRT sebenarnya cukup banyak, seperti di Amerika Serikat saja setiap tahunnya membutuhkan 150 ribu orang. Ini belum termasuk negara-negara maju lainnya seperti Jepang, Korea Selatan dan lain-lain.

Di Jepang, sedikitnya ada 40.000 orang tua yang butuh tenaga perawat, dan ini juga merupakan peluang kerja bagi lulusan sekolah-sekolah perawat yang ada di tanah air. “Untuk itu hendaknya sekolah-sekolah perawat yang ada itu juga dibekali pendidikan bahasa baik untuk bahasa Jepang, Inggris dan lain-lain,” katanya.

Menurut data BNP2TKI, peluang kerja formal di Asia Pasific saat ini diperkirakan tercatat 225.484 orang, Australia dan New Zealand 210.000 orang, Amerika dan Kanada 1.600.000 orang, Timur Tengah 400.000 oran dan Eropa 600.000 orang, jelasnya.(Ant/Toha/Arw)